PANGKALPINANG- gentanusantara.com
Saya sebagai salah seorang nara sumber di acara diskusi ruang kosong Sabtu malam minggu tadi di monumen kerito surong justru salut dengan statemen / pencerahan seorang rektor Umuh Babel berkenaan dengan KOTAK KOSONG ( KOKO ) di Pangkalpinang .
Oleh karena itu saya sgt menyayangkan komentar saudara Efendi Harun yang tendensius terhadap rektor Umuh Babel .
Sebagai seorang rektor tentu beliau punya hak mengomentari apapun berkenaan dengan perpolitikan apalagi berkenaan dengan kotak kosong atau kolom kosong di Pangkalpinang khususnya.
Agak nyeleneh juga jika ada anggota presidium ( apapun dan siapapun namanya ) yang seakan2 tdk suka dengan adanya kelompok2 yang pro KOKO.
Bahkan mau menggugat segala macam jika KOKO menang karena menurutnya KOKO bukan peserta Pilkada / pilwako karena bukan manusia .
Suka tidak suka terlepas KOKO emang bukan berbentuk orang tapi KOKO adalah sah dan legal sebagai peserta PILKADA / PILWAKO .
Buktinya jelas jika KOKO menang maka akan ada PILWAKO ulang artinya pemerintah menyatakan KOKO sah sbg peserta , jikalah KOKO bukan peserta maka tdk perlu tgl 27 Nov nanti ada pemilihan, langsung saja tetapkan calon tunggal sbg pemenang .
Mohon maaf …1x lagi mohon maaf sdra Efendi Harun ini lupa sejarah yang mungkin dia ada di dalamnya ,
Sejarah mengapa kita ( Bangka Belitung ) berjuang dengan segala konsekuensinya agar berpisah dari Sumsel yang ibukotanya Palembang !!!
Khusus di PILWAKO Pangkalpinang saya menduga ada beberapa oknum yang mengaku2 paling presidium rela melacur diri demi recehan , saya yakin mereka tahu siapa saja calon tunggal itu !!
Sdra Efendi Harun saran saya biarkan jika ada kelompok2 yang pro KOKO sebab hal tsb bagian dari demokrasi setidaknya sampai saat ini sah menurut UU tentang PILKADA .
Demokrasi yang sehat itu seharusnya ada check and balances ( pungsi legislatif ), nah jika seluruh parpol yg ada di dewan telah mengusung salah satu calon maka yakinlah ciri2 demokrasi kita tidak sedang baik2 saja ( BEGAL POLITIK ).
Bahkan jika ada CALON TUNGGAL disamping hal tsb dianggap begal politik maka kita bisa menduga bahwa si calon tsb tidak percaya diri utk bersaing sesama manusia!.
Selain itu saya beranggapan bahwa calon tsb menunjukkan arogansinya sbg calon pemimpin, dengan segala cara agar partai2 mengusung dirinya ( Money Is POWER ).
Buat kami menang atau kalah di 27 November nanti bukan hal penting2 sekali , yang paling dan teramat penting bahwa kami berani menegakan marwah sbg warga berKTP Pangkapinang dan kami tdk ingin Pangkalpinang kembali seperti sebelum Babel menjadi provinsi di Indonesia.
Jika menang selain bersyukur kepada Allah SWT tentu hal tsb adalah BONUS dari sebuah perjuangan .
Jangan sampai ATOK KULOP mengklaim sebagai presidium provinsi Atok Kulop hanya demi mempertahankan agar RUSEP tetep terasa RUSEP bukan rasa tempoyak !!
(Z.TM)